Maaf, Saya Telah Lalai

16 03 2017

Assalamu’alaikum wr wb.

Kepada seluruh pengunjung blog ini,

Saya mohon maaf sebesar-besarnya karena lalai dalam mengelola blog saya ini. Sebagai akibatnya mungkin adalah terabaikannya beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada saya terkait dengan materi perencanaan energi. Sekali lagi mohon maafkanlah saya. Atas pengertian Anda saya ucapkan terima kasih.

 

Akhisuhono





Metode Ekologi: Lapangan Sepakbola dan Kampus

16 03 2017

original

Anda kenal dengan Leonardo Jardim? Ya, dia adalah pelatih sepakbola di klub AS Monaco, Liga Perancis. Apa yang istimewa? Coba lihat ke papan klasemen Liga Perancis saat ini. Siapa pemuncaknya? Ya, AS Monaco. Menggusur dominasi PSG dalam beberapa tahun terakhir. Lalu siapa wakil Perancis yang masih tersisa di Liga Champions Eropa? Ya, AS Monaco, lolos ke perempat final setelah mengalahkan Manchester City.

Masih ada lagi, siapa tim yang mencetak gol paling banyak saat ini? Barcelona? Real Madrid? Hahahaha. Benar sekali. Barcelona dan Real Madrid adalah salah dua tim dengan jumlah gol terbanyak saat ini. Tapi, AS Monaco sungguh tak kalah dengan dua tim tersebut karena sampai dengan 14 Maret 2017 (sumber: Tabloid BOLA) AS Monaco mampu menciptakan 84 gol. Asal tahu saja, Barcelona mencetak 77 gol sedangkan Real Madrid 69 gol. Jadi, siapa yang terbanyak? AS Monaco. Liverpool? (Hahahaha). Ada kok di peringkat 7. Lumayan lah, itu yang terbanyak di Liga Inggris.

Hal lainnya? Saat ini AS Monaco dijuluki sebagai one of The Most Exciting Young Teams in Europe oleh Pep Guardiola. Artinya, banyak punggawa AS Monaco masih berusia muda saat ini. Bagaimana bisa Leonardo Jardim mencatatkan prestasi mengkilap dengan mengandalkan pemain muda?

1489613449802_lc_galleryImage_Soccer_Football_AS_Monaco

Beberapa hal di atas saya paparkan hanya untuk meyakinkan Anda bahwa prestasi yang ditorehkan oleh Leonardo Jardim patut mendapatkan apresiasi. Berikutnya saya ingin menceritakan secara singkat bagaimana dia bisa mengangkat prestasi klubnya.

Ekologi di Lapangan Sepakbola

Leonardo Jardim disebut-sebut sebagai The Special Two. Hah? Ya.. The Special One sudah jadi milik Jose Mourinho, kan? Sebagai versi kedua dari Jose Mourinho, filosofi Jardim dalam membangun tim juga berbeda. Kalau Mourinho lebih sukses karena mengandalkan pemain bintang, Jardim adalah kebalikannya. Jardim mampu berprestasi gemilang dengan mengorbitkan nama-nama seperti Rui Patricio dan William Carvalho. Di AS Monaco, dia berhasil memaksimalkan Bernardo Silva (22 tahun), Thomas Lemar (21 tahun) dan Mbappe Lottin (18 tahun). Meski begitu, kesuksesannya saat ini juga didukung oleh mengkilapnya pemain senior yang sempat meredup, yaitu Radamel Falcao. Sebelumnya, dia berhasil mengorbitkan Anthony Martial, Yannick Carrasco, dan Kondogbia.

Jardim menganut filosofi bernama metode ekologi. Apakah itu? Lapangan sepakbola adalah sebuah sistem ekologi bagi pemain sepakbola. Untuk membuat ekosistem tersebut berguna dan berlangsung baik, maka perlu menyelaraskan semua anggota ekosistem. Pemain sepakbola harus berlatih secara terintegrasi dengan bola dan lapangan dengan porsi yang tepat. Meskipun itu adalah latihan fisik. Porsi latihan disesuaikan berdasarkan kebutuhan di lapangan. Seorang pemain bek tengah hanya perlu berlari cepat sejauh 10-15 meter. Hal berbeda untuk pemain tengah dan pemain depan. Semua itu harus terintegrasi dengan lapangan dan bola sebagai kesatuan dari ekosistem. Jardim selalu mencontohkan bahwa seorang pemain piano tidak akan bisa berlatih tanpa piano. Begitu juga seorang pemain sepakbola tidak akan bisa berlatih dengan baik tanpa bola.

anthony_martial_and_leonardo_jardim

Dalam menerapkan metode ini, kepemimpinan menjadi sangat penting. Sebagai sebuah tim, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengeluarkan kualitas terbaik dari setiap pemain. Seorang pemimpin harus mampu mendengarkan dari para pemain dan berbicara kepada mereka dengan cara terbaik yang dapat dipahami sehingga terjadi saling pengertian. Pendekatan yang efektif untuk seorang pemain, bisa saja tidak berhasil bagi pemain yang lain. Oleh karena itu, seorang pelatih sebagai pemimpin harus mampu mengenali pemainnya dengan baik. (Bagian ini ternyata bisa dipahami dengan bermain game Football Manager-hehehe). Jika sinergi dan keselarasan sudah tercipta, maka akan mudah untuk mengeluarkan kualitas terbaik dari potensi yang dimiliki seluruh pemain. Dampaknya, tim diharapkan mampu menciptakan prestasi.

Untuk mengakhiri bagian ini, ada sebuah analogi yang disampaikan oleh Jardim. Hal ini sebagaimana ketika Anda ingin mengubah kandungan pH di sebuah sungai. Anda bisa membunuh semua ekosistem. Ikan-ikan akan pergi dan ganggangpun mati. Anda harus memperhatikan bagaimana ekosistem di sana agar tujuan Anda tercapai tanpa merusak anggota ekosistem yang lain.

Ekologi di Kampus

Bagian ini bisa dikatakan sebagai pemikiran, boleh juga sebagai kritik. Saya sedikit usil berpikir bagaimana jika metode ekologi dari Leonardo jardim diterapkan di kampus. Artinya, apakah setiap kampus harus punya lapangan sepakbola? Hahahaha. Bisa juga kalau ingin sepakbola Indonesia maju. Tapi, bukan itu. Idenya adalah mengembangkan kampus dengan memaksimalkan potensi dari semua anggota ekosistem. Sebetulnya kalau boleh jujur, saya belum layak menulis yang begini. Tapi, ini kan usil-usilan saja karena membaca artikel Leonardo Jardim. Bolehlah.. bolehlah…

Di dalam menerjemahkan metode Jardim dari lapangan ke kampus, tidaklah sulit. Hanya saja, ekosistem di kampus menjadi lebih kompleks. Di kampus ada dosen, mahasiswa, karyawan, sarana dan prasarana dan lain-lain. Karena saya seorang dosen, saya menyoroti dari sisi dosen saja. (Ya, bagi yang belum tahu kalau saya sekarang menjadi dosen). Itupun secara umum saja tanpa mendetilkannya.

Seorang pemimpin di kampus haruslah mampu mendengarkan, melihat dan memahami apa potensi yang dimiliki dosen. Harapannya, dengan memahami potensi dosen, maka akan dapat memaksimalkan peran dan kualitas dosen tersebut. Sebagai contoh, dosen yang memang punya banyak potensi sebagai birokrat, poles jadi birokrat yang handal. Bagi dosen yang produktif dalam penelitian dan publikasi, fasilitasi untuk bisa publikasi sebanyak mungkin dengan kualitas yang baik. Bukankah keduanya akan bermuara pada hal yang sama, yaitu kualitas institusi. Meskipun tidak bisa meninggalkan hal satu dengan yang lainnya karena adanya kewajiban tridharma perguruan tinggi, minimal berikan sesuai porsinya. Seorang dosen berbeda dengan dosen lainnya dalam hal potensi.

Contoh lainnya adalah menempatkan seorang dosen pada sesuatu yang menjadi keahliannya. Seorang dosen bidang energi, tentu jangan dipaksakan mengajar di prodi manufaktur atau komputer. Mentang-mentang mereka dosen baru dan pemula. (Maaf, bagian ini adalah curhatan..). Itu adalah siksaan, eh maaf ujian kesabaran, bisa juga ajang pembelajaran (tetap positif). Ada contoh yang baik di sebuah kampus. Mereka adalah kampus baru. Tentunya banyak dosen baru yang masih muda. Pada saat rencana pembukaan prodi baru, pimpinan menanyakan kepada dosen-dosen (yang meskipun masih muda) prodi apa yang sebaiknya diajukan. Akhirnya, dengan mempertimbangkan anggota ekosistem dan potensinya, disepakatilah prodi baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar (duh, kapitalis) dan potensi dosen-dosen yang ada. Dengan begitu, semua akan mencapai kualitas sesuai potensi yang dimiliki.

Contoh berikutnya tidak jadi saya tuliskan karena lebih banyak curhat. Lha iya, seperti kalau pemimpin selayaknya tahu dosennya punya gaji yang menyejahterakan atau tidak, tut tut tut, bla bla bla, dll. Hahaha, tidak usah ditulis. Curhatan itu biar saya bawa nanti malam.

Kesimpulannya?

Intinya saya berpendapat hal yang sama dengan Leonardo Jardim bahwa untuk memajukan tim, maka harus memajukan ekosistem, bukan demi individu atau kepentingan pribadi. Tim akan mencapai level yang tinggi bila setiap pemainnya mampu mencapai kualitas sesuai dengan potensinya selaras dengan lingkungannya. Mungkin saja kesepahaman ini terjadi karena latar belakang Leonardo Jardim adalah seorang sarjana Fisika, sama dengan saya. Meskipun saya ada tekniknya (Teknik Fisika) dan dia tidak ada ‘a’-nya (Pendidikan Fisik) hahaha. Dan rambutnya itu lho… Kok mirip saya juga.. Hehehehe

Ditulis di Grhatama Pustaka Yogyakarta

Kamis, 16 Maret 2017

leonardo-jardim-quote-gfx-monaco-falcao_hu583bo7737f18m0zp7wmqrz7

Referensi:

Tabloid BOLA edisi 2750. 14 Maret 2017

UEFA.com

http://www.asmonaco.com/en/article/listening-in-with-leonardo-jardim-8114.html

http://www.fourfourtwo.com/performance/training/leonardo-jardims-management-masterclass

The Telegraph

Gambar-gambar diambil dari internet:

goal.com

fourfourtwo.com

zerozero.pt

Reuters





Cerita Perjalanan ke Pangkalan Bun dan Beberapa Tempat Yang Dapat Dikunjungi di Pangkalan Bun

1 02 2016

Ini artikel ke-2 dalam rangka latihan menulis one day one article. Seperti halnya artikel sebelumnya, saya masih ingin menyajikan ulasan mengenai perjalanan. Kali ini saya ingin berbagi tentang beberapa tempat yang dapat dikunjungi ketika kita berada di Kota Pangkalan Bun.

Pangkalan Bun merupakan ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang termasuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Tengah. Mungkin ada di antara kita yang masih ingat peristiwa pembakaran kantor Bupati karena sengketa pilkada? Nah, inilah kotanya.

Pangkalan Bun sudah dikenal keberadaannya sejak jaman penjajahan Belanda. Dahulu dikenal dengan sebutan Pangkalan Bun, kota ini menjadi tempat keberadaan kerajaan Kotawaringin. Sebelumnya kerajaan Kotawaringin menempati Istana di Kotawaringin Lama. Namun, sejak tahun 1841 pindah ke Pangkalan Bun. Istana ini menjadi salah satu tempat yang dapat dikunjungi di Pangkalan Bun.

Pangkalan Bun berasal dari kata ‘pangkalan’ yang berarti ‘pelabuhan’ dan ‘Buun’ yang bermakna sungai Buun. Jadi bisa diartikan Pangkalan Bun sebagai Pelabuhan di tepi sungai Buun. Sebagaimana sebutan itu, Pangkalan Bun berkembang menjadi pelabuhan atau hub yang menghubungkan beberapa wilayah di Kalimantan. Fungsi hub ini terkait erat dengan sektor perkebunan.

Cerita saya tentang kota Pangkalan Bun tidak lepas dari kegiatan saya sebagai konsultan perencanaan energi. Kali ini, masih satu rangkaian dengan kegiatan di Palangka Raya yaitu memberikan pelatihan perencanaan energi dan perangkat lunak LEAP. Di sela-sela pelatihan terutama di sore hari saya bisa jalan-jalan diantar oleh peserta ke beberapa tempat yang dapat dikunjungi di Pangkalan Bun. Hehehe

Perjalanan dari Jakarta menuju Pangkalan Bun bisa ditempuh melalui udara. Ada dua maskapai yang melayani rute Jakarta-Pangkalan Bun secara langsung tanpa transit. Maskapai yang melayani rute Jakarta-Pangkalan Bun secara langsung adalah Trigana Air dan Kalstar Aviation. Kalau ada yang langsung, apa ada yang tidak langsung? Ada, contohnya Garuda Indonesia. Garuda Indonesia melayani rute Jakarta-Pangkalan Bun, tetapi transit dulu melalui Semarang. Hehehehe… Ribet… Lebih baik bagi Anda memilih salah satu dari Kalstar atau Trigana. Lebih cepat sampai. Harga tiket untuk kedua maskapai tersebut sekitar tujuh ratus atau delapan ratus ribuan. Coba silakan cek harga terbaru di internet.

Harga terbaru tiket Jakarta – Pangkalan Bun

Penerbangan Jakarta-Pangkalan Bun ditempuh kurang lebih satu jam dari bandara Soekarno Hatta dan mendarat di Bandara Iskandar. Penerbangan Trigana waktu itu pagi hari sedangkan Kalstar mengambil waktu sore hari. Bandara Iskandar merupakan bandara kecil. Meskipun begitu, penerbangan ke Pangkalan Bun banyak digunakan oleh bule-bule yang ingin datang mengunjungi orangutan.

WP_20130819_002

Setelah mendarat, kami tidak langsung menuju hotel. Kami diajak mengunjungi salah satu instalasi biogas. Perjalan cukup jauh dan menembus hutan di mana kami juga dihadang monyet-monyet liar. Di sini kita juga perlu hati-hati agar tidak terjebak di jalan berlumpur ketika hujan. Yang lebih penting lagi, jangan sampai tersesat. Hehehe… Perjalan kami mengendarai mobil terhenti karena untuk sampai di lokasi harus ditempuh jalan kaki atau naik sepeda motor. Saya tidak akan bercerita tentang energi di artikel ini. Jadi, meskipun mengunjungi instalasi biogas, saya tidak akan menulis tentang biogas. Saya beri beberapa penampakan saja kondisi di sana.

WP_20130819_015

WP_20130819_007

 

WP_20130819_024

Setelah kunjungan singkat selesai, di mana tempat menginap yang memadai di Pangkalan Bun? Salah satu tempat menginap yang bagus di Pangkalan Bun adalah di Swiss Belinn. Hotel Swiss Belinn memiliki halaman yang sangat luas. Halaman atau area parkir ya..? Ya begitulah.. Mana yang lebih berkenan bagaimana menyebutnya. Hehehe.. Bangunan hotel tampak bagus dari luar dan bersih.

WP_20130822_17_40_54_Panorama

WP_20130819_031

WP_20130819_032

WP_20130819_033

WP_20130819_034

Untuk kamarnya, kamar mandi dan lorong juga bersih, meskipun tidak sebagus hotel Swiss Bel di Palangka Raya. Kekurangannya ada di kolam renang yang kotor. Selama saya menginap di sana beberapa kali, hampir tidak pernah ada yang berenang di kolam itu. Entah karena kotor atau karena tidak ada yang berenang maka tidak dibersihkan. Mushola yang ada di dekat kolam renang juga kurang terawat seperti air keran untuk wudhu beberapa kali mati. Ups, malah membicarakan hal negatif nih… Semoga sekarang sudah lebih bagus. Makanan di hotel Swiss Belinn Pangkalan Bun tersedia berbagai variasi menu. Semua enak lah… Saya suka udang goreng mentega yang disajikan di sini. Ulasan saya bisa dibaca di Trip Advisor.

Ulasan kepuasan menginap di Hotel Swiss-Belinn Pangkalan Bun di tripadvisor

O iya, keramahan staf di sini mengesankan saya. Waktu itu saya mendapatkan ucapan ulang tahun karena kedatangan saya bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Terima kasih Swiss Belinn. Selain itu, bagi Anda yang memiliki kartu Garuda Miles atau dulu GFF, reservasi Anda di Swiss Belinn dapat menambah miles dengan mnunjukkan kartu atau menyebutkan nomor kartu Garuda Miles.

WP_20130820_004

WP_20130822_010

WP_20130822_002

Setelah pelatihan yang juga diselenggarakan di hotel ini selesai, waktunya jalan-jalan sore. Kali ini saya akan sajikan beberapa tempat yang dapat dikunjungi di Pangkalan Bun. Berikut ini daftarnya.

1.Istana Kuning

Kalau di atas tadi saya sampaikan keberadaan Kerajaan Kotawaringin, tentu ada istananya. Kantor eh istana tempat tinggal raja di masa itu adalah Istana Kuning. Istana kuning yang saya kunjungi ini sama sekali tidak berwarna kuning. Menurut cerita, istana kuning pernah terbakar. Namun, akhirnya dapat diperbaiki lagi. Di depan istana Kuning ada pohon besar yang unik. Apa uniknya? Coba perhatikan foto berikut ini. Masih bingung? Coba dilihat lagi.. Hehehe…

WP_20130823_009

2. Menyusuri Sungai Arut

Seperti halnya kota Palangka Raya yang berkembang dari perkampungan tepi sungai, Kota Pangkalan Bun juga memiliki kampung sungai yang masih terjaga. Kampung ini berada di tepi Sungai Arut. Kita bisa menikmati matahari terbenam di sini atau sekedar berjalan menyusuri tepian melalui jalan kayu sambil menyaksikan aktivitas warga.

WP_20130823_017

WP_20130823_020

WP_20130823_018

3. Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting merupakan daya tarik utama Kota Pangkalan Bun. Bukan hanya di lingkup nasional, tetapi juga internasional. Di Pangkalan Bun ini banyak palajar dan peneliti dari mancanegara yang datang untuk mengamati dan mempelajari orangutan. Biasanya mereka menginap di Pangkalan Bun beberapa waktu kemudian masuk ke Taman Nasional Tanjung Puting selama seminggu bahkan berbulan-bulan. Ada pula yang hanya datang sekedar untuk berwisata. Bagi Anda yang ingin melihat orangutan, Anda bisa datang ke Pangkalan Bun untuk selanjutnya menuju kawasan Taman Nasional Tanjung Puting. Untuk menuju ke sana, kita bisa memanfaatkan jasa wisata yang ada. Sayangnya saya belum berkesempatan untuk mengunjungi taman nasional Tanjung Puting. Lagi-lagi karena tidak sempat.

Baca di sini: Taman Nasional Tanjung Puting

Baca Juga: Sore Hari di Tepi Sungai Kahayan Palangka Raya

Demikian cerita saya tentang perjalanan ke Pangkalan Bun dan beberapa tempat yang dapat dikunjungi di Pangkalan Bun. Walaupun sekedar latihan, ternyata di tulisan ke-2 ini, saya berhasil mencapai seribu kata. Hehehe… Semoga tulisan ini bermanfaat. Kalau ada kesalahan dalam tulisan ini, silakan dikoreksi ya.





Sore Hari di Tepi Sungai Kahayan, Palangkaraya

21 01 2016

Tulisan ini jangan dinilai bagus atau tidak. Kenapa? Karena ini adalah tulisan terpaksa. Ya… Saya terpaksa menulis karena saya telah berjanji bahwa saya akan berlatih menulis satu artikel per hari dengan jumlah di atas 300 kata. Jadi, ini adalah sebuah keterpaksaan. Hehehe… Semoga tulisan berikut ini bermanfaat.

Sore Hari di Tepi Sungai Kahayan, Palangkaraya

Setelah penat seharian memberikan materi pelatihan energi khususnya LEAP, tiba waktunya mengendurkan otot dan merelaksasi pikiran. Lokasi pelatihan berada di hotel Amaris Palangka raya. Bingung mau ke mana, akhirnya kaki ini melangkah ke bawah jembatan menikmati suasana di tepi sungai Kahayan. Ada apa di tepi Sungai Kahayan sore-sore begini?

WP_20130829_003

Suasana sore hari di tepi Sungai Kahayan cukup ramai. Ada yang sekedar duduk-duduk sambil menikmati minuman hangat, sampai yang basah berpeluh keringat bercampur air sungai karena latihan olah raga dayung atau kano.

WP_20130829_016

Saya sendiri memilih untuk foto-foto. Menikmati pemandangan awan di kejauhan. Cuaca di tempat saya berada cukup cerah dengan sinar matahari masih tampak menyengat. Namun, di kejauhan tampak awan mulai menghitam. Di sekitar saya berada terdapat warung-warung kecil yang berjualan makanan dan minuman. Bagi Anda yang ingin menikmati suasana ini sambil minum boleh mencobanya.

WP_20130829_009

Sungai Kahayan merupakan sungai yang membelah Kota Palangkaraya. Sungai Kahayan disebut juga Sungai Dayak Besar atau Sungai Biaju Besar. Sungai ini bermuara di 3 kabupaten/kota antara Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau, dan bermuara di Laut Jawa. Sungai ini memiliki panjang lebih dari 600 km.

Sejarah Kota Palangka Raya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Sungai Kahayan. Kampung Pahandut yang berada di tepi Sungai Kahayan menjadi cikal bakal terbentuknya Kota Palangka Raya. Hingga saat ini, masih ada sedikit sisa-sisa keberadaan Kampung Pahandut tersebut yang berada di sekitar jembatan Kahayan. Jembatan Kahayan sendiri memiliki banyak manfaat bagi warga Kota Palngka Raya dan sekitarnya. Selain memudahkan menuju seberang, jembatan Kahayan juga dimanfaatkan sebagai obyek wisata.

WP_20131004_002

O ya. Saya teringat di hari yang lain saat mengisi pelatihan di hotel Amaris, saya sempat mengambil gambar asap yang mengepul pekat di seberang jauh jembatan sungai Kahayan. Kabar yang beredar ternyata itu adalah pasar yang terbakar. Keesokan harinya beritanya muncul di surat kabar lokal dan berita online.

Demikian cerita saya tentang Sungai Kahayan. Karena ini hanya latihan setelah lama tidak menulis, mohon maaf jika kurang rapi dan kurang berkualitas. Tapi sekali lagi semoga ini bermanfaat.





Jogja Semarang PP Naik Day Trans

15 10 2015

day-trans

Tulisan ini sudah saya tulis sejak setahun lalu dan ternyata saya lupa publish. Hahahaha… konyolnya saya… Masih tentang perjalanan Jogja-Semarang. Namun, kali ini, karena sudah resmi mendapat ikatan kontrak konsultansi, akan ada rutinitas naik travel Jogja-Semarang dan sebaliknya hingga beberapa bulan ke depan. Sudah beberapa minggu terlewati. Rutinitas ini saya jalani demi bertemu anak dan istri. Jadi, setiap Jum’at sore saya berangkat dari Semarang ke Jogja dan kembali ke Semarang minggu sore.

Karena rutinitas tiap pekan tersebut, mulailah merasakan bahwa travel sebelumnya (Joglosemar) sudah bukan pilihan ideal lagi. Kenapa? Apalagi kalau bukan tentang ongkos. Bayangkan, setiap kali pulang dari Semarang harus turun di pool Jalan Magelang. Setelah itu, naik taksi sampai rumah bisa sekitar Rp 35.000. Terpaksa, harus mencari solusi yang lebih irit.

Setelah menyambangi “Mbah Begawan Serba Tahu” alias Google, akhirnya pilihan jatuh kepada Day Trans. Pertimbangan utama tentu adalah lokasi pool. Pool Day Trans ada di Jl MT Haryono tepat di pojok perempatan Plengkung Gading. Dan itu hanya sekitar 2 kilometer dari tempat tinggal saya. Ajib. Menurut teman saya, konon katanya travel ini satu-satunya yang masuk ke Kota. Benarkah? Silakan cari tahu, karena saya pernah melihat Cipaganti dan travel lain berkeliaran di dalam kota Jogja.

Secara administrasi, travel ini mirip dengan Joglosemar. Usut punya usut mereka memang satu grup. Waalaah… Tapi, harga tiket Day Trans lebih murah. Kalau Joglosemar mematok tarif berbeda tergantung jenis bus, Day Trans memasang tarif yang sama baik untuk bus (besar) maupun Elf (Long Elf). Sejauh ini saya mendapat harga konstan Rp 60.000 (tahun lalu-cek update sekarang sepertinya 75-85rb). Pool terakhir Day Trans di Semarang adalah di Jl Jendral Soedirman, Karang Ayu.

Day-trans1

Semarang-Jogja

Rutinitas yang saya jalani beberapa minggu ini, pilihan jatuh pada keberangkatan pukul 17.00. Jadi, pulang kerja langsung menuju pool. Biasanya saya akan reservasi via telpon sehari sebelumnya. Atau jika Anda khawatir tidak dapat kursi, reservasilah lebih awal. Setelah sampai di pool, ritual yang bisa kita dijalani adalah parkir sepeda motor di area dalam, bayar tiket dan jasa penitipan sepeda motor (Rp 3.000 per hari), kemudian ke toilet. Hehehehe…

DAY-TRANS2Khusus keberangkatan jam 17.00, armada yang digunakan adalah bus besar berkapasitas sekitar 40 orang. Besar kan? Jadi, jangan khawatir kehabisan. Kalau kehabisan ya memang mungkin sedang laris. Biasanya tidak semua penumpang naik di pool. Setelah bus berjalan, penumpang lain akan naik biasanya di sekitar halte jl Ahmad Yani, Java Mall, dan beberapa tempat lain. Namun, berdoalah agar bus sudah penuh maksimal sebelum pintu masuk tol Jatingaleh. Menurut pengalaman, jika tidak ada penumpang yang naik setelah perempatan PLN, bus akan mengambil jalur masuk ke tol. Lumayan bisa mempercepat perjalanan. Jika ada penumpang yang naik setelah itu, atau justru di Ungaran, ya sudah… Tidak akan masuk Tol.

Perjalanan akan menyenangkan jika melalui tol. Masuk dari Jatingaleh kita akan keluar di Bawen. Cukup signifikan waktu yang dihemat. Namun, jangan senang dulu. Biasanya cepat tidaknya juga tergantung kondisi lalu lintas setelah Bawen, Bedono hingga Magelang. Kadang lancar tapi sering juga lama. Dari pengalaman, kita akan sampai di Magelang setelah 2,5 – 3 jam perjalanan. Atau mungkin lebih. Kalau sudah begitu, makan saja dulu sepotong roti dan minum segelas air mineral. Hehehe..

Setelah Magelang, biasanya akan mulai banyak penumpang yang turun. O iya, penumpang Day Trans bisa meminta turun di mana saja armadanya lewat. Jadi, kita bisa minta turun di pom bensin, rumah makan, perempatan maupun depan rumah kita asal dilewati. Akhirnya setelah perjalanan selama rata-rata 5 jam atau jam 22.00, sampailah di pool.

Jogja-Semarang

Hari minggu adalah hari yang sibuk bagi petugas Day Trans. Orang seperti saya ternyata banyak. Jadi, sebaiknya Anda pesan tiket sekalian waktu reservasi di Day Trans Semarang. Sebagai contoh, saya pernah ingin berangkat dari Jogja jam 5 sore. Ternyata semua jadwal hampir penuh kecuali jam 1 siang dan 8 malam. Akhirnya saya ambil yang jam 1 siang. O ya, apakah memilih posisi tempat duduk adalah hal yang penting? Itu tergantung pribadi masing-masing. hehehe

day-trans-denah tempat duduk WHKetika saya mengikuti keberangkatan jam 1 siang, saya biasanya sampai di pool Jl Jendral Soedirman menjelang Maghrib. Jika berangkat jam 5 sore, saya akan sampai di pool sekitar jam 10. Jadi, 50-50, eh 5-5 lah… Bisa kurang atau lebih sedikit. Belum pernah saya sampai kurang dari 4,5 jam. Pernah sampai lebih cepat menggunakan travel Cipaganti. Tapi itu juga turun di patung Kuda arah ke undip Tembalang. Anda boleh menentukan pilihannya.

DAY-TRANS3

*Gambar-gambar diambil dari blog Day Trans Yogyakarta dan penelusuran di http://www.google.com.





Mengurus Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Bebas NAPZA (SKBN) di Puskesmas

15 10 2015

Hari ini saya mengurus surat keterangan sehat (KS) dan surat keterangan bebas NAPZA (SKBN). Berbekal informasi hasil googling, saya putuskan untuk mengurusnya di puskesmas. BNN DIY telah memberikan informasi di mana saja instansi yang menyediakan SKBN. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Sardjito (Jl. Kesehatan No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta, Telp. 0274 – 5873333)
  2. RSJ Ghrasia (Jl. Kaliurang Km. 17, Sleman, Yogyakarta, Telp. 0274 – 895143/895142)
  3. RSUD Kota Yogyakarta ( Jl. Wirosaban No.1 Yogyakarta, Telp. 0274 – 371195)
  4. RSU Bhayangkara Polda DIY (Jl. Solo KM. 14, Kalasan Sleman, Telp. 0274 – 498279)
  5. Puskesmas Umbul Harjo I (Jl. Veteran No.43 Yogyakarta, Telp. 0274 – 419704)
  6. Puskesmas Gedong Tengen (Jalan Pringgokusumo No.30, Yogyakarta, Telp. 0274 – 7494646),
  7. Puskesmas Banguntapan II (Jl .Krobokan Tamanan Banguntapan, Telp. 0274 – 7466879),

PUSKESMAS_UMBULHARJO

Sumber gambar: BNN DIY

Berhubung tempat tinggal saya dekat dengan puskesmas umbulharjo I, maka saya pilih ke sana. Akhirnya saya memilih datang ke puskesmas pk 9.30. Hari senin seperti ini rupanya antrian sangat panjang. Nomor antrian saya adalah 79.

Pertama, saya mendaftar di loket pendaftaran dengan menyerahkan KTP dan mengatakan ingin mencari surat keterangan sehat dan SKBN. Setelah itu, saya diberikan lembaran tanda tes NAPZA dan diminta langsung ke laboratorium. Di laboratorium saya diminta menuliskan nama, umur dan alamat. Setelah itu diberi wadah penampung untuk tes urin. Was wis wus byuuur… Urin sudah tertampung dan diberikan kepada petugas. Saya diminta menunggu di luar. Selang kurang lebih sepuluh menit, saat saya menuliskan tulisan ini, saya dipanggil ke dalam laboratorium. Di sana saya diberi lembaran hasil tes.

Hasil tes NAPZA tersebut harus ditandatangani dokter tugas, makanya saya diarahkan ke ruang Poli 3. Di sana saya ditanya untuk keperluan apa SKBN tersebut. Setelah itu wes wes wes tanda tangan dan ke bagian pendaftaran untuk dimintakan cap. Yup…. Kurang dari 20 menit, SKBN sudah di tangan. Alhamdulillah hasilnya negatif.

SKBN

Sekarang saya tinggal antri untuk tes kesehatan mendapatkan surat keterangan sehat yang antriannya buaaaanyaaak…

Dan akhirnya dipanggil juga… Cuma ditensi sebentar kemudian diminta menunggu panggilan. Proses selanjutnya mirip dengan SKBN tadi, ke Poli 3, dst. Akhirnya dapat juga surat keterangan sehat. O ya, untuk SKBN kita bisa meminta legalisasi (legalisir) secara gratis di bagian administrasi. Biaya keseluruhan habis Rp 85.000,-.

Oke, demikian cerita saya tentang pengalaman cara mengurus surat keterangan bebas NAPZA (SKBN) di puskesmas. Semoga bermanfaat.





Jogja-Semarang naik Joglosemar

21 10 2014

iklan-emerald-2-sm  Melakukan perjalanan dari Jogja ke Semarang bukan hal yang baru untuk saya. Ada banyak pilihan transportasi yang bisa digunakan. Mulai dari sepeda motor, mobil pribadi, kereta api (via Solo), bus atau jasa travel. Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya menggunakan jasa layanan travel Joglosemar.

Informasi mengenai Joglosemar bisa diperoleh di http://joglosemarbus.blogspot.com/ atau Twitter: @Joglosemarbus. Nama keren yang sering digunakan adalah Joglosemar Executive Suttle Bus. Jadwal keberangkatan dari Jogja ke Semarang tersedia setiap interval 1 jam. Jadi, travel ini bisa jadi pilihan yang bagus. Untuk keberangkatan adalah dari pool di Jalan Magelang, namun tersedia beberapa pick up point di dalam kota Jogja dengan kewajiban harus stand by satu jam sebelumnya. Dari pick up point, kita akan diantar ke pool di Jl Magelang untuk naik Bus/Elf.

3123210349_5d1c05dde0

Baiklah, cukup saya bercerita tentang profilnya. Nanti dikira saya sedang promosi hehehe. Kali ini saya akan bercerita perjalanan saya bersama istri dan Blendung Boy. Blendung Boy adalah panggilan saya(ng) untuk anak pertama saya. Perjalanan ini dalam rangka wawancara untuk posisi konsultan salah satu program kerjasama Indonesia dan kedutaan asing. Nah, karena istri belum pernah ke Semarang, akhirnya saya ajak saja. Hitung-hitung sambil liburan.

Kami reservasi tiket sehari sebelumnya. Kami memilih keberangkatan jam 6.00 pagi dari Jogja. Untuk jam genap, armada yang digunakan adalah bus sedang dengan dua pintu. Total daya muatnya sekitar 22-26 orang. Hari –H tiba, selepas subuh berangkatlah kami bertiga naik sepeda motor ke pool. Ongkos tiket bisa dibayarkan 15 menit sebelum keberangkatan. Harga tiket bisa Rp 60.000 – Rp 70.000 tergantung bus yang digunakan. Maksudnya, kalau bus baru harganya lebih mahal. Hehehehe.. Eh, memang benar begitu.

jadwal 04_2012

Akhirnya pada jam 6.00 tepat (sepertinya) kami berangkat. Bagi Anda yang ingin menghindari silaunya matahari pagi, pilihlah seat di sebelah kiri. Perjalanan berlangsung lancar tanpa hambatan. Sedikit macet di jalan Magelang adalah hal yang lumrah. Terutama saat pembangunan fly over Jombor belum juga selesai. Sampai di Magelang, tepatnya setelah terminal bus Tidar, supir memilih melewati jalur Purwosari-Ngablak-Kopeng-Salatiga-Candirejo-Bawen. Katanya untuk menghindari kemacetan. O iya, kita akan dapat snack juga. Sepotong roti dan segelas air mineral. Alhamdulillah.

Jalan yang dilalui di rute ini memang tidak macet, tapi tidak juga bisa dibilang lancar. Hal ini karena jalan yang berkelok-kelok dan beberapa kali melalui pasar. Di jalur ini kami mendapati pemandangan yang indah. Yaitu daerah perbukitan dengan puncaknya Gunung Merbabu. Karena lokasinya yang cukup tinggi, udara di sini cukup dingin. Sebaiknya matikan saja AC di bus. Kondisi seperti ini menjadi peluang bagi masyarakat di Ngablak, Kopeng maupun sekitarnya menanam sayur mayur. Kami jumpai penyemaian bibit sawi, selada, cabe dan lain-lain.

wisata-kopeng

Perjalanan dilanjutkan dengan melintasi jalan lingkar luar. Jadi tidak perlu masuk ke kota Salatiga. Kemudian sampai di Bawen, mulai banyak kami jumpai kata-kata “tahu bakso” dan” bandeng”. Semakin banyak lagi di daerah Ungaran. Entah kenapa Joglosemar ini tidak melewati tol. Padahal, jika masuk tol mulai Bawen, pasti akan lebih cepat. Mungkin saja ini dikarenakan bus harus mampir ke agen-agen yang ada di Semarang atau sekitarnya untuk menurunkan penumpang. Biasanya akan ada penumpang yang turun di kantor agen di daerah dekat ADA Swalayan. Kemudian barulah di Jl Pemuda. Kami bertiga turun di pool Pemuda karena tempat wawancara memang di daerah itu. Total perjalanan ditempuh sekitar 5 jam. Akhirnya kami memilih tinggal di Hotel Amaris. Strategis karena tempat wawancara ada di depannya dan di sebelahnya ada Paragon Mall. Sekalian jalan-jalan.

Esok hari setelah semua urusan selesai, kami pulang ke Jogja, sekali lagi menggunakan bus Joglosemar. Kami mengambil jadwal keberangkatan jam 12 siang. Namun, khusus di pool Semarang, keberangkatannya dibedakan 30 menit. Jadi, jadwalnya adalah jam 11.30.

Tepat waktu seperti jadwal, bus melaju melalui kota Semarang menuju ke arah Banyumanik, Ungaran, Bawen, Secang, Magelang, Muntilan dan akhirnya Jogja. Sekitar pukul 16.00 lebih kami tiba di Jogja.

iklan-PREMIUM-BUS-JOGLOSEMAR-2**Semua foto dan gambar adalah hasil pencarian di Google.





RPP Kebijakan Energi Nasional, Disetujui DPR

10 02 2014

JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menyetujui Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional untuk ditetapkan menjadi Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional dalam sidang Paripurna DPR RI di Gedung Nusantara II, 28 Januari 2014.

RPP KEN tersebut, telah melalui pembahasan yang intensif dan komprehensif antara Komisi VII DPR RI dengan Dewan Energi Nasional. Komisi VII DPR RI sepakat Rancangan Kebijakan Energi Nasional berbentuk Peraturan Pemerintah telah mendapat persetujuan dari Komisi VII DPR RI pada Rapat Kerja dengan Menteri ESDM selaku Ketua Harian DEN pada tanggal 21 Januari 2014, demikian laporan Sutan Bathoegana selaku Ketua Komisi VII yang membidangi energi ini.

Dalam sidang sempat terjadi interupsi dari beberapa anggota dewan. Hal ini terkait dengan pasal 1 Ayat 31 “Keekonomian Berkeadilan adalah suatu nilai/biaya  yang  merefleksikan  biaya  produksi  energi,  termasuk biaya  lingkungan  dan  biaya  konservasi  serta  keuntungan  yang dikaji  berdasarkan  kemampuan  masyarakat” dan Pasal 20 Ayat 1 “Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan, yang merefleksikan biaya produksi energi, biaya lingkungan, biaya konservasi serta keuntungan yang dikaji berdasarkan kemampuan daya beli masyarakat”. Selanjutnya Wakil Ketua DPR Sohibul Iman selaku Pimpinan Rapat memutuskan lobi setelah terjadi diskusi dan perdebatan.

Forum lobi terbentuk lantaran sejumlah anggota dewan mempertanyakan terkait kalimat ‘keuntungan’ yang sebelumnya ada dalam Pasal 20 Ayat 1 dan Pasal 1 Ayat 31 tersebut. Setelah dilakukan lobi, Wakil Ketua DPR Sohibul Iman mengatakan forum lobi telah menghasilkan sejumlah kesepakatan terkait Pasal 1 Ayat 31 dan Pasal 20 Ayat 1 dalam RPP tersebut, anggota dewan akhirnya menyepakati perubahan pada Pasal 20 ayat 1 dalam RPP yang terkait harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian dan berkeadilan. Keputusan forum lobi mengubah Pasal 1 Ayat 31 menjadi Keekonomian berkeadilan adalah suatu nilai/biaya yang merefleksikan biaya produksi energi termasuk biaya lingkungan dan biaya konservasi energi serta keberlangsungan investasi yang dikaji berdasarkan kemampuan masyarakat. Pasal 20 Ayat 1 pun mengalami perubahan menjadi lebih sederhana yakni” harga energi  ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan”.

Arah dari kebijakan energi nasional sangat jelas. Kedepan, ketergantungan kita terhadap minyak akan pelan-pelan dikurangi yang saat ini mencapai 50 persen akan dikurangi menjadi kira-kira 23 persen. Ketergantungan terhadap gas dari 20 persen naik menjadi 22 persen lebih di tahun 2025. Batubara akan naik perannya dari 20an persen menjadi 30an persen. Angka persisnya akan ada di Kebijakan Energi Nasional. Yang paling besar pertumbuhannya yaitu energi baru terbarukan yang sekarang 6 persen menjadi sekitar 23 persen. Ungkap Menteri ESDM Jero Wacik usai menghadiri sidang paripurna.

” Saya bersyukur sidang paripurna DPR tadi memutuskan Kebijakan Energi Nasional disetujui, setelah ini kita menyiapkan RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) dan RUED (Rencana Umum Energi Daerah) supaya daerah penghasil tidak kekurangan listrik dan mendapat prioritas”, tambah Jero mengakhiri wawancara. (BAM)

Sumber: http://www.esdm.go.id





Dua PLTD di Riau Gunakan Minyak Sawit Murni

10 02 2014

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dua Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Provinsi Riau akan menggunakan bahan bakar nabari (BBN) sebagai sumber pembangkit. Keduanya adalah PLTD Bagan Besar di Dumai dan PLTD Bagansiapi-api.

Kepastian peralihan menggunakan BBM ke BBN itu setelah PT PLN membeli pure palm oil (PPO) atau minyak sawit murni dengan tiga produsen minyak sawit Indonesia.

Pasokan tersebut bakal digunakan untuk tujuh pembangkit listrik di tanah air, termasuk dua PLTD di Riau tersebut.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, kerja sama ini dilakukan dengan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk, PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Wilmar Cahaya Indonesia. Kontrak kerja sama tersebut merupakan jual beli selama 2014.  ‘

’Disepakati kontrak senilai total Rp63 miliar dengan komitmen pasokan PPO sebanyak 6.720 ton setahun,’’ katanya di Jakarta kemarin.

Ia merinci, pasokan dari PT Smart akan dialokasikan ke PLTD Titi Kuning di Medan, Sumatera Utara, dengan volume 3.320 ton.

Sedangkan suplai dari PT Wilmar Nabati Indonesia sebesar 1.250 ton bakal digunakan untuk PLTD Bagan Besar di Dumai dan PLTD Bagan Siapiapi.

Terakhir, pasokan dari PT Wilmar Cahaya Indonesia sebanyak 2.150 ton bakal dialokasikan untuk PLTD Sudirman, PLTD Sambas, PLTD Menyurai Sintang, dan PLTD Semboja Sanggau di Kalimantan Barat.(bil/sof/jpnn)

Sumber:riaupos.co





PLN Beli Pure Palm Oil (PPO) Dari 3 Perusahaan Minyak Sawit

10 02 2014

(Jakarta, 20 Januari 2014) – Untuk mendukung impelementasi penggunaan energi baru terbarukan, mulai 2014, beberapa pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) milik PLN akan segera menggunakan bahan bakar nabati, salah satunya Pure Palm Oil (PPO). Hal ini tercermin dalam penandatanganan perjanjian jual beli minyak nabati jenis PPO oleh PLN dengan 3 perusahaan besar minyak sawit. Ketiga perusahaan tersebut adalah :

  1. PT Smart Tbk, diwakili oleh Wakil Direktur Utama, Budi Wijana.
  2. PT Wilmar Nabati Indonesia, diwakili oleh Wakil Presiden Direktur, Erik Tjia.
  3. PT Wilmar Cahaya Indonesia, diwakili oleh Presiden Direktur, Erik Tjia.

Penandatangan ini disaksikan oleh ketua APINDO, sofjan Wanandi dan ketua BKPM, Mahendra Siregar, Senin (20/1) di PLN Pusat.

Menurut Dirut PLN, Nur pamudji, PLN telah menggunakan bahan bakar nabati sejak tahun 2007 dengan melakukan eksperimen pada PLTG Talang Padang di Lampung. “Waktu itu, harga CPO di dunia sempat jatuh sehingga dilakukan eksperimen bahan bakar untuk PLTG dari CPO. Dan ternyata CPO ini bisa dijadikan untuk bahan bakar pembangkit. Kemudian, eksperimen menyebar ke Kalimantan. Namun, eksperimen dihentikan karena harga harga CPO dunia melejit lagi, melampaui harga solar,” kata Nur.

Memasuki 2013, lanjut Nur, harga CPO dunia mulai turun lagi. Mengingat produksi dari sawit saat ini berada pada level 30 juta ton per tahun, bahkan pada 2020 mencapai 40 juta ton per tahun, sedangkan konsumsinya hanya 8 juta ton per tahun, pemerintah mulai melirik bahan bakar nabati ini untuk PLTD milik PLN.

“Saat ini hanya menandatangani pasokan PPO untuk pembangkit diesel, padahal dimungkinkan dipakai untuk gas turbin. Dan gas turbin ini harus  ditambahkan alat tambahan yaitu pre heater.  Volume yang akan dibakar oleh gas turbin ini cukup besar hingga 4 juta ton. Namun, kemungkinan tidak semuanya PPO dimasukan sebagai bahan bakar untuk gas turbin, hanya berapa persennya saja. Namun, untuk pembangkit diesel, bisa mencapai hingga 80%  digantikan oleh PPO, bahkan untuk diesel ukuran kecil bisa 100% digantikan PPO. Saat ini, PLN membutuhkan 1 juta kilo liter untuk diesel, dan  untuk gas turbin bisa mencapai 1,5 juta kilo liter,” ucapnya.

Ke depan, PLN akan mengarahkan untuk membangun CPO engine untuk melistriki daerah-daerah pelosok yang berada di remote area, seperti pulau-pulau di Maluku, Mentawai, Nias, Simeuleu, NTT, Papua, dan lainnya.

Kerjasama jual beli PPO untuk pembangkit diesel yang berlaku untuk satu tahun ini, diklaim bisa menghemat pengeluaran PLN hingga 15% dibanding menggunakan solar.

PPO sebanyak 6.720 ton akan dipasok oleh PT Smart Tbk PPO ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Titi Kuning di Medan dengan volume 3.320 ton, kemudian oleh PT Wilmar Nabati Indonesia ke PLTD Bagan Besar dan PLTD Bagan Siapiapi di Dumai dengan volume 1.250 ton, dan oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia ke PLTD Sudirman, PLTD Sambas, PLTD Menyurai Sintang, PLTD Semboja Sanggau di Kalimantan Barat dengan volume 2.150 Ton.

Selain bisa mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) oleh PLN, penggunaan PPO ini akan memberikan keuntungan lainnya, seperti bisa menghemat devisa negara karena mengurangi impor, mampu meningkatkan ketahanan energi nasional, lebih ramah lingkungan karena bahan bakar nabati itu adalah sumber energi yang terbarukan.

Sumber: http://www.pln.co.id